Translate

Senin, 06 April 2020

Mengatasi Konflik Anak dan Orang Tua

Konflik anak dengan orang tua memang wajar terjadi. Usia, pemahaman keilmuan, perbedaan visi adalah beberapa hal yang kadang mendasari timbulnya konflik.

Perbedaan keinginan dan pandangan anak tentang batasan, nilai-nilai serta aturan yang orang tua terapkan inilah yang kemudian menimbulkan konflik.

Bagi orang tua dan anak, bersabarlah. Bicarakan perbedaan pendapat dengan bijak. Jadikan keridhoan Allah sebagai landasan utama. Jaga adab dan perilaku anak terhadap orang tua, begitu juga sebaliknya.

Konflik anak dengan orang tua merupakan proses untuk tumbuh dan dewasa, baik bagi anak maupun orang tua. Semua itu adalah hal yang wajar selama konflik yang terjadi segera terselesaikan. Jangan sampai konflik orang tua dan anak memicu tumbuhnya rasa antipati, benci bahkan dendam.

.فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا

“Kembalilah kepada kedua orang tuamu, berbuat baiklah kepada keduanya.” (HR. Muslim)

Semoga Allah melindungi hubungan baik kita dengan orang tua. Semoga Allah buka jalan kemudahan bagi yang sedang ada konflik dengan orang tua.  Semoga kita digolongkan Allah sebagai anak shalih, yang senantiasa selalu berbakti, mendoakan kebaikan untuk orang tua dan keluarga.

“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keutamaan Harta Yang Diinfakkan

Mengapa kita mesti berbangga-bangga, sedangkan harta hanyalah titipan. Mengapa kita mesti berbangga-bangga, sedangkan harta yang bermanfaat itu jika digunakan dalam kebaikan. Semua yang digunakan selain untuk jalan kebaikan, tentu akan sirna dan sia-sia.

Seharusnya yang kita upayakan adalah bagaimana keimanan kita, bagaimana ketakwaan kita di sisi Allah, bagaimana kita bisa amanat dalam menggunakan harta titipan ilahi.

Al Qurthubi pernah menerangkan mengenai ayat berikut ini

آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7).

Beliau berkata, “Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian bukanlah miliki kalian pada hakikatnya. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta tersebut yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. ”

Lantas Al Qurtubhi menutup penjelasan ayat tersebut, “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara kalian, lalu mereka menginfakkan harta mereka di jalan Allah, bagi mereka balasan yang besar yaitu SURGA.” (Tafsir Al Qurthubi, 17/238) .

Dalam Harta Suami Ada Hak Istri, Bagaimana Dengan Harta Istri?

Dalam kehidupan berumah tangga, seorang suami berkewajiban untuk menafkahi keluarganya. Sehingga merupakan hal yang lumrah bila suami lebih banyak yang bekerja bila dibandingkan dengan wanita. Walau demikian, tak menutup kemungkinan bila seorang wanita juga bekerja serta bahkan jadi tulang punggung keluarga.

Idealnya seorang suami serta istri saling bahu-membahu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Apabila suami memberikan nafkah, jadi sang istri yang mengatur keuangan.

Tetapi, terkadang nafkah yang diberikan oleh suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga akhirnya sang istri turut bekerja untuk membantu suami. Sang istri pun memiliki penghasilannya sendiri.

Lalu, bagaimanakah hukum penghasilan istri? Berhakkah seorang suami untuk mengambil upah istrinya? Serta, wajibkah istri memberi sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya? Berikut ulasannya.

Berdasarkan fatwa ulama, disepakati kalau bila pendapatan atau upah suami yang juga jadi hak untuk istrinya, jadi tidak sama perihal dengan upah istri dari pekerjaan yang dilakukannya yaitu punya istri serta tak ada hak untuk suaminya sedikitpun.

Kecuali bila sang istri dengan ikhlas memberikannya untuk membantu atau menopang keuangan keluarga. Jika seorang suami memakan harta punya istri tanpa ada sepengetahuannya, bisa dikatakan kalau ia berdosa.

Seperti firman Allah Ta’ala :
“Janganlah mengonsumsi harta orang lain di antara kalian dengan cara batil” (QS. An-Nisa : 83)

Kamis, 02 April 2020

BEBERAPA CONTOH DALAM MENDIDIK ANAK

AYAH BUNDA JADILAH CONTOH YANG BAIK UNTUK ANAK-ANAKMU

1. Seorang ayah yang mematikan televisi tatkala mendengar adzan kemudian ia pergi ke masjid untuk menegakkan shalat, yang demikian itu akan menjadikan anak-anaknya senantiasa menjaga shalat seperti ayah mereka.

2. Seorang ayah yang ketika ia hendak masuk ke rumah ia mengucapkan (السلام عليكم) dan mengetuk pintu dan memberikan senyuman pada istri dan anak-anaknya; niscaya anak-anak akan belajar darinya adab minta izin, mengucapkan salam dan tersenyum.

3. Seorang ayah yang menghormati ayah dan ibunya dan mencium kedua tangannya, kelak anak-anakmu akan mencium tanganmu dan mentatatimu selalu.

4. Seorang ayah yang membantu istrinya dalam urusan pekerjaan rumah, niscaya anak-anak akan belajar darinya arti tolong-menolong dan membantu orang lain.

5. Seorang ibu yang berhijab senantisa menjaga shalat dan membaca Al Quran di rumah, yang demikian akan menjadikan anak perempuanmu senantiasa berhijab, menjaga shalat dan membaca Al Quran.

6. Seorang ayah dan ibu yang sepakat dan sepemahaman dalam suatu permasalahan terkhusus di depan anak-anak, tidak pula berdebat dan saling meninggikan suara, niscaya akan menjadikan anak-anak mencintai rumah, mudah bergaul, saling menyayangi, saling menguatkan dan lebih saling memahami.

7. Seorang ayah yang senantiasa menyambung silaturrahim dan berbuat baik dan mencintai saudara-saudaranya, niscaya anak-anak akan belajar darinya hakikat silaturrahim, berbakti dan berbuat baik.

8. Seorang ayah yang mengambil dan menjadikan pendapat istri dan anak-anaknya pada sebagian urusan dan mendiskusikan bersama mereka, yang demikian akan mengajarkan anak-anak cara berpartisipasi dan membangun nilai-nilai positif.

9. Seorang ayah yang senantiasa jujur pada anak-anaknya, niscaya anak-anak akan belajar arti kejujuran, seorang ayah yang senantiasa menepati janji pada anak-anaknya, niscaya mereka akan belajar tentang menepati janji pada manusia.

10. Seorang ayah dan ibu yang senantiasa menjaga kebersihan, aturan dan ketertiban, akan menjadikan anak-anak mereka senantiasa tertib dalam kehidupan mereka dan menjaga kebersihan dan ketertiban tempat tidur mereka.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam QS. Thaha (20) : 132,

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى


Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.

Seorang kepala keluarga tidak hanya bertugas mencari nafkah lahir keluarga, ia juga berkewajiban mendidik agama mereka.

Catatatan penting:
Pendidikan yang dibangun di atas keteladanan itu jalan termudah dan langsung dalam usaha menghadirkan anak-anak yang gemilang di usia belia. Jika ayah dan ibu lalai dari pada perkara-perkara di atas jangan heran jika anak-anak tumbuh dan dewasa tidak sesuai harapan..

Wa allahu A’lam Bisshawab

BEBERAPA NASEHAT EMAS DARI IMAM SYAFI'I

NASEHAT EMAS DARI IMAM SYAFI'I

1. "Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan".

2. "Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu".

3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia".

4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran".

5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat".

6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu".

7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang ditenun".

8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu".

9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing".

10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti".

11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemeralatannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta".

12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha".

13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang".

14. "Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepada Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah".

BEBERAPA SUNNAH NABI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BEBERAPA SUNNAH NABI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1). Buang air besar duduk, beresiko tinggi terkena wasir/ambeien. BAB jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yang terpenting itu adalah SUNNAH.

2). Kencing berdiri beresiko prostat dan batu ginjal. Kencing jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yang terpenting itu adalah SUNNAH.

3). Enzim di tangan membantu makanan lebih mudah dicerna. Dibanding dengan besi, kayu, atau plastik, makan dengan tangan lebih bersih, fitrah dan menyehatkan, dan yang terpenting itu adalah SUNNAH.

4). Makan dan minum berdiri dapat mengganggu pencernaan. Dengan duduk lebih santun dan menyehatkan, dan yang terpenting itu adalah SUNNAH.

5). Makan di kursi, masih kurang menyehatkan. Dengan duduk di lantai, tubuh akan membagi perut menjadi 3 ruang : udara, makanan dan air, dan yang terpenting itu adalah SUNNAH.

6). Makan buah setelah makan (cuci mulut) kurang bagus bagi lambung, karena ada reaksi asam. Yang sehat adalah makan buah sebelum makan, membantu melicinkan saluran pencernaan dan membuatnya lebih siap, dan yang terpenting itu adalah SUNNAH.

7). Tidur tengkurap tidak bagus untuk kesehatan, bahkan itu tidurnya syetan. Tidur menghadap kanan lebih menyehatkan, dan yang terpenting itu adalah SUNNAH.

Banyak rahasia sunnah yang telah diteliti para pakar, dari segi hikmah, manfaat, dan kesehatan. Benarlah yang dikatakan: dibalik sunnah ada kejayaan. Bagi kita, jika misalnya belum tahu manfaatnya, terus saja semangat mengikuti adab dan tuntunan Rasul. Manfaat itu efek samping, motivasi utamanya adalah mengikuti adab dan tuntunan Rasul.

Seorang dokter Eropa berkata:
“jika semua manusia mengamalkan 3 sunnah saja (sunnah makan, sunnah di kamar mandi, dan sunnah tidur), maka harusnya saya berhenti jadi dokter karena tidak ada pasien.“

Masya Allah..

CIRI-CIRI ORANG BAIK

CIRI-CIRI ORANG BAIK

1. Orang baik cenderung LEBIH BANYAK TERSENYUM. Percaya atau tidak, kebaikan seseorang bisa ditunjukkan dari cara dia tersenyum. Mengapa?  Karena semakin banyak orang tersenyum, maka Hawa Positif akan bertebaran di sekitarnya. Selain itu, dengan tersenyum, orang akan terkesan lebih ramah dan bisa dipercaya.

2. Pikiran-pikiran negatif seperti iri hati dan dengki jarang menghinggapi orang baik. Orang Baik akan selalu MENANAMKAN PIKIRAN POSITIF dalam hidupnya, bahkan saat dia mengalami masa-masa sulit sekalipun sehingga akan menyebarkan suasana nyaman.

3. Orang Baik biasanya lebih sering MENYAPA DULUAN. Orang baik tidak akan keberatan untuk menyapa semua orang, bahkan terhadap orang yang berbuat jahat padanya sekalipun. Orang baik selalu terhindar dari rasa menjadi orang penting, ingin dicari dan dibutuhkan. Dia biasanya tidak membutuhkan pengakuan orang atas kinerjanya selama ini.

4. Orang Baik TIDAK INGIN MENUNJUKKAN BAHWA DIA BAIK. Namun orang jahat akan selalu membangun citra baik untuk (kekurangan) dirinya.

5. Orang Baik selalu PINTAR MENGENDALIKAN EMOSI. Mereka terlihat sangat sabar dan toleran.
Tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri.

6. Orang Baik akan bercerita atau MEMBAGIKAN HAL-HAL YANG BERMANFAAT dengan tujuan memberi tahu. Bukan untuk menggiring opini publik bahwa hanya dirinyalah yang benar.

7. Orang Baik selalu menghafal 3 kata sakti, yaitu MAAF, TOLONG, & TERIMA KASIH.

8. Orang Baik tidak akan keberatan untuk mengakui kelebihan orang lain. Apalagi jika dia merasa bersalah. Mereka tidak akan segan-segan untuk MEMINTA MAAF & MEMPERBAIKI KESALAHAN.  Berbeda dengan orang jahat yang memiliki gengsi tinggi dan menganggap dirinya selalu benar. Jangankan mengaku salah, menganggap orang lain berprestasi saja gengsi. Ada saja alasan untuk mencari kesalahan serta untuk menjatuhkan orang lain.

Semoga kita bisa melatih diri menjadi orang sabar dalam menghadapi setiap kejahatan dan perilaku orang lain.

"MEMANG BAIK MENJADI ORANG PENTING, TETAPI JAUH LEBIH PENTING MENJADI ORANG YANG BAIK."