Permasalahan
yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat sediaan yang
baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Untuk
membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi
stabilitas, organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang
sehingga dapat diperkirakan bahan baku
yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan
penggunaan.
Adapun masalah-masalah
yang mungkin terjadi :
1. OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai,
dan sebagainya).
2.
Stabilitas zat aktif :
a.
Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet
yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk
granulasi.
b. Untuk zat
yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode
pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.
c.
Untuk zat yang higroskopis, jangan
menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi
sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan
adsorben seperti Aerosol < 3%.
d. Untuk zat yang
tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan
cara kempa langsung atau granulasi kering
·
Untuk zat dengan jumlah kecil
(jumlah fines <30%) dapat dibuat dengan KL
·
Untuk zat dengan jumlah besar
(jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK.
3.
Pemilihan bahan pembantu yang cocok
Untuk penentuan eksipien perlu
diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan pembantu yang
digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada
pencetakan tidak meleleh.
4. Jumlah fines
total
Jumlah fines yang ditambahkan
pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar akan
menyusahkan pada pencetakan tablet.
5. Perbandingan
bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah fine
sesedikit mungkin)
6. Konsentrasi Mg
stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi
laminating.
7. Penggunaan
mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan mempersulit
disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering
sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80
0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.
8. Pada penggunaan
PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%. Tetapi pada
tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat
diberikan sebagai serbuk.
9. Penggunaan amylum
yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak
karena kompresibilitasnya sangat jelek.
10. Amylum yang digunakan sebagai
penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya air akan menurunkan
kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan
amylum dilakukan pada suhu 70 °C karena pada suhu ini tidak terjadi
gelatinasi dari amylum.
11. Pada pembuatan tablet dengan metode KL,
sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel
dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah) atau 3:1. Karena
Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka
untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.
12. Untuk mengatasi kekeringan granul akibat
pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu penambahan humektan yaitu gliserin
atau propilen glikol 1 – 4% dihitung terhadap
mucilago.
Gliserin ditambahkan pada mucilago
(pengikat) untuk mempermudah homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya
dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob pada mucilago.
Penambahan gliserin dan Tween adalah
untuk tujuan:
- Gliserin : dikhawatirkan pada waktu
pengeringan air hilang/menguap semua
-
Tween : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga
perlu penambahan Tween agar tablet tidak pecah.
Jumlah Tween yang tepat tergantung
pada:
·
Jumlah zat aktif
·
Jumlah bahan pembantu yang digunakan
13. Jumlah
aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous
dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur
lebih lama.
14. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan
bervariasi
Kemungkinan
disebabkan oleh:
·
Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga
yang kecil terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada
proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam.
·
Aliran granul yang kurang baik
·
Distribusi partikel tidak
normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek.
·
Lubrikan kurang sehingga
alirannya jelek.
15. Jika zat
aktif larut air:
·
Jangan menggranulasi dengan air
·
Sebagai pengikat, gunakan
pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.
Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut
dalam pelarut X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%.
Permasalahan-Permasalahan
Khusus :
1. Campuran Eutektik
Timbang kedua zat aktif secara proporsional, masukan dalam mortir dan
digerus. Bila meleleh berarti eutektik.
Cara lain adalah setelah dicampur kedua zat aktif tambahakan musilago pakai
air, bila tidak kering berarti eutektik, atau musilago diganti dengan PVP
alkohol.
2. Pembuatan tablet
Etambutol
Harus disalut dengan pahan penyalut yang larut alkohol larut asam lemak
tetapi tidak larut air, lebih baik disalut dengan Cetosel. Etambutol jika
digranulasi dengan PVP/alkohol akan semakin melengket. Jadi cetak langsung atau
granulasi kering/slugging. Dengan slugging, kekompakan
akan turun, friabilitas menjadi tinggi. Teknik penambahan PVP : tambahkan dulu
PVP kedalam massa cetak sampai homogen lalu ditambahkan alkohol sehingga
jumlahnya tepat.
3. Vitamin C
Jangan gunakan Avicel, ini mempercepat oksidasi vitamin C. Bisa digunakan
PVP tapi jelek. Pakai musilago dalam ruang hampa udara/bisa juga dipakai Cetosel
dalam alkohol/eksplotab/starch. Jangan digunakan dengan granulasi basah karena
waktu hancurnya akan jelek.
Yang baik gunakan Avicel adalah selama tidak OTT dengan zat aktif. Avicel
dapat digunakan untuk cetak langsung, atau juga granulasi basah tetapi sebagai
pengisi. Jika Avicel tidak larut air dapat bertindak sebagai fasa luar dan fasa
dalam. Jika Avicel sebagai fasa luar, amilum kering dihilangkan sehingga
komposisi FL :
R/
Avicel
6%
Talk
1% (dikurangi)
Mg Stearat 1%
Demikian juga jika digunakan Aerosil sebagai fasa luar, talk dikurangi
karena telah berfungsi juga sebagai glidan.
4. Starch
Starch yang baik jumlahnya 30%, jika
zat jumlahnya tinggi bila ditambah Starch 1500 30% maka bobot tablet akan
semakin besar sedangkan yang harus ditambahkan adalah lubrikan, pelincir,
maka starch ditambahkan kurang dari 30% yang membuat aliran menjadi jelek. Untuk mengatasi hal ini, gunakan Avicel
yang dapat bertindak sebagai pengisi juga penghancur.
Kombinasi Starch 1500 dan Eksplotab baik untuk pembuatan tablet
secara cetak langsung sebagai penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi.
5. Pembuatan
Granulasi Kering
ARC 591 jangan memakai alkohol yang mengandung air (pakai alkohol yang
tidak berair). Jika mengandung air sulit direkonstitusi.
6. Penggunaan
Pharmacot, Etocel, PVP
Hanya untuk zat aktif yang tidak boleh kena air (karena akan terurai).
Kombinasi Starch 1500/Avicel hanya untuk cetak langsung, jumlah Avicel
dikurangi dan Starch-nya 30%. Starch 1500 tidak boleh untuk granulasi basah
sebagai pengisi karena Starch dengan air akan membentuk gel yang dapat
berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat. Tetapi sebagai penghancur untuk SL
dapat digunakan dengan teknik granulasi basah.
7. Penanganan
Ekstrak untuk Tablet
Ekstrak kental
larutkan dulu dalam etanol 70% kemudian dikeringkan dengan SL. Untuk
ekstrak Belladona 1:3.
Masalah
Pada Beberapa Senyawa Aktif :
·
Papaverin HCl, jika digunakan
air dapat larut maka gunakan pelarut yang tidak melarutkan zat tersebut.
·
Zat hidrofob seperti
Fenilbutazon, Vioform, Parasetamol, Ester Kloramfenikol dapat dilakukan penambahan Tween 80 0,01% bobot tablet atau saponin 5% bobot tablet
(ditambahkan mucilago amyli sebanyak 0,03%)
·
Diazepam, jika dibuat granul
akan kasar, oleh karena itu dapat dihaluskan terlebih dahulu.
·
Untuk vitamin C dan
Parasetamol, gunakan pelarut non air, keringkan dengan dehumidifier.
·
Fe mempunyai bobot jenis yang
tinggi, maka gunakan pengikat PVP dalam alkohol karena jika digunakan air akan
terjadi oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
·
Untuk vitamin B12, gerus 1 g
+ etanol + SL (99 g), keringkan jika minta dispensasi bahwa tidak ada yang
hilang selama proses berarti 100 g sebanding dengan 1 g vitamin B12.
Selain itu, vitamin B12 terikat sangat kuat dengan mucilago amyli sehingga
waktu hancurnya lama. Avicel dengan mucilago amyli membentuk adonan lengket
yang sukar digranulasi. Kadarnya sangat kecil, perlu diajukan uji
keseragaman kandungan.
·
Penisilin VK terbaik dibuat
dengan cara slugging
·
Mg(OH)3 + alukol
terbaik digunakan cetak langsung, dapat granulasi basah menggunakan PVP dalam
alkohol, jika menggunakan mucilago amyli, kapasitas penetralan dapat turun.
·
Alukol berat jenis tinggi
untuk tablet (aliran baik), berat jenis rendah dapat digunakan untuk suspensi,
tablet kunyah, voluminous.
·
Etambutol, tablet cepat
basah. Granulasi dengan alkohol atau disalut atau ditambahkan etambutol sebagai
fines.
·
Alukol + ekstrak Belladona,
gunakan SL sebagai pengisi. Karena ekstraknya pahit, jarang untuk obat kunyah.
Bila dibuat obat kunyah maka tambahkan asam siklamat dan sakarin untuk
mengatasi rasa pahit. Alukol dengan antasid lain, OTT terhadap CMC. Perlu
dilakukan uji penetralan terhadap bahan baku dan tablet (minta dispensasi).
·
Untuk garam-garam Kalsium, Ca
Pantotenat dan lainnya tidak dapat memakai mucilago amyli sebagai pengikat
sebab akan terbentuk massa seperti lem.
·
Mg-stearat dan Eksplotab,
bila zat aktif bersifat asam, jangan menggunakan Mg stearat dan Eksplotab,
ganti saja Mg-stearat dengan asam stearat.
·
Antibiotika, terutama yang
tidak tahan pemanasan, dilakukan dengan slugging atau dehumidifier
(dengan alkohol + air) disedot pada suhu 30 °C tetapi hasilnya
kurang baik, sebab potensi akan menurun karena kontak dengan air.
·
Ekstrak untuk tablet, ekstrak
kental dilarutkan dulu dalam etanol 70%, baru dikeringkan dengan SL. Ekstrak
Belladona 1:3 artinya dalam 3 bagian ada 1 bagian. Contohnya jika diinginkan 20
mL ekstrak Belladona maka yang diambil adalah 60 mL, digerus halus dan
dicampurkan dengan pengisi sedikit demi sedikit.
·
Untuk zat-zat berkhasiat yang
sangat pahit seperti Kloramfenikol harus disalut (dispensasi). Kloramfenikol
palmitat tidak bisa dibuat tablet karena masih ada sisa asam palmitat yang
menyebabkan tablet mudah pecah karena sukar diikat.
·
INH dan PAS tidak dapat
dibuat kombinasi dalam tablet karena PAS diabsorbsi di usus tidak boleh
terdisolusi di lambung (?).
Catatan
Lain:
1. Fines
Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk Fase Luar (FL) jika lebih dapat
terjadi capping. Jumlah yang berbeda, distribusi berbeda dapat diatasi
dengan hoover yang tidak bergetar dan atau adanya pengaduk.
2. Eksplotab
Tidak tahan asam, hanya untuk penghancur luar, tidak bisa untuk granulasi
basah, digunakan 3-5%, maksimum 25%.
3. Starch 1500
Pengisi tablet
untuk cetak langsung. Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat aktif
terhambat, daya mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek. Pengisi
tablet tidak lebih dari 30%.
4. Avicel pH
101,102,103 baik untuk tablet cetak langsung
5.
Jika jumlah zat aktif kecil dan berbentuk hablur, resiko ketidakseragaman
kandungan zat aktif besar jika dibuat secara cetak langsung, karena kurang homogen.
6. Untuk cetak
langsung gunakan zat aktif yang halus dengan aliran baik.
7. Jika basis kasar
dan zat aktif halus, maka distribusi menjadi tidak merata karena terjadi
distribusi ukuran partikel yang tidak merata, terutama saat pencetakan, akibat
getaran.
8.
Vitamin B12 untuk cetak langsung
harus dihaluskan terlebih dahulu. Gunakan pengisi manitol, bukan dengan
SL.
9. Untuk
antibiotika, pilih pengikat yang tidak mengubah potensi.
10. Mekanisme umum hancurnya tablet adalah
pembasahan, penetrasi air, pengembangan, dan hancur. Untuk cetak langsung, jika
kecepatan aliran masa cetak 1,5 g/dt atau lebih sudah cukup baik.
11. Jika zat aktif 200 mg per tablet,
siap-siap untuk dibuat secara cetak langsung.
12. Dalam evaluasi waktu hancur tablet,
tinjau mekanisme waktu hancur, surfaktan, desintegrator lebih baik yang
hidrofob.
13. PVP mudah
ditembus air.
14. Ac di sol
3% sebagai penghancur luar untuk memperbaiki waktu hancur.
Granulasi dibuat terpisah dengan pertimbangan jumlah granul sama banyak,
distribusi granul sama di mana perbandingan granul A dan B sama, kelemahan
distribusi tidak selalu sama.
15. Ukuran (mesh) 18-20; 20-22; yang biasa
16-16
Jika granul pengikatnya lemah, gunakan
pengayak dengan ukuran mesh sama
16. Zat aktif dengan bobot jenis tinggi (umumnya BJ zat anorganik), granulasi
seperti biasa, FL sekecil mungkin.
17. CaCO3 dapat digunakan sebagai
penghancur di dalam lambung yang akan menyerap asam lambung dan berubah menjadi
CO2.
Permasalahan
Dalam Pencetakan Tablet :
Masalah-masalah
yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :
·
Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan
bagian atas/bawah tablet dari badan tablet
·
Laminasi : pemisahan tablet
menjadi dua bagian atau lebih
·
Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
·
Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian
atas-tengah
·
Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet
dan menempel pada permukaan punch
·
Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada
adhesi)
·
Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna
pada permukaan tablet tidak merata
Masalah Lain Pada Pencetakan Tablet Secara
Khusus :
1. Lengket pada
Cetakan
Manifestasinya :
·
Melekat pada die dan
sulit untuk dikeluarkan
·
Bunyi keras pada mesin
·
Tablet kopak, jelek, sisi
tablet kasar, kadang-kadang hitam
Penyebab :
§
Antiadheren kurang
§
Lubrikan kurang atau tidak tepat
Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan
asam stearat (yang mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar
partikel sehingga kalau halus akan terselimuti oleh lubrikan).
§
Kandungan air (aspek kadar
air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die, sedangkan kadar air
rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.
§
Kemungkinan karena interaksi
kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi benzamin dengan kafein,
gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya pelelehan sehingga
adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.
§
Bahan baku dengan titik leleh
sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah pencetakan, contoh : Ibuprofen,
Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (Antibiotik turunan Imidazol).
Penyelesaian Masalah :
·
Meningkatkan antiadheren dan lubrikan
·
Penggantian lubrikan yang cocok
·
Mengurangi jumlah granul yang kasar
·
Mengurangi jumlah air tapi
jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet menjadi kurang baik. Jika
sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar pembasahnya pas, dilakukan
dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan pengikat, yaitu bahan pembantu
yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen glikol atau gliserin.
·
Jika terjadi lengket mungkin
karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada punch,
maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.
·
Kalau mungkin pencetakan pada
suhu rendah dan humuditas rendah karena khusus untuk bahan aktif dengan titik
leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran eutektik semakin
mudah menyerap air. Contoh : Kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana
asam klavulanat mudah hancur dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi. Oleh
karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.
·
Perubahan bahan pengisi,
bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi, seperti SiO2
dan aerosil (adsorben). Penambahan aercsil pada tablet akan menyebabkan
penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin
panjang.
2. Lengket pada pons
Manifestasi :
·
Terkelupasnya bagian tablet
karena permukaan tablet melekat pada pons. Penyebab sama dengan tadi
·
Kurangnya anti adheren
·
Kandungan air tinggi
·
Lengket pada pons
Penanggulangannya
sama :
§
Ubah ukuran granul
§
Tambah adsorben
§
Perbaiki alat
·
Alat dipoles, sehingga
adhesivitas tablet dan pons sangat kecil.
3.
Capping/Laminating
Capping : copot
Laminating : belah
Penyebab :
§
Terjebaknya udara pada tablet
karena granul sangat halus
·
Porositas tinggi, khususnya
pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya udara yang terjebak antara
pons dan die
§
Kekerasan yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi (ada yang optimal)
§
Granul yang terlalu kering,
cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan bahan cair dan tidak mudah
menguap
§
Zat pengikat yang kurang
tepat.
§
Pengikat yang jumlahnya
terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)
Penanggulangannya
·
Pembuatan granul diulang jika
penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau tidak cocok.
·
Tambahkan pengikat kering
seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21, Metilselulosa dengan
konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet.
·
Pengurangan ukuran partikel
dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.
4.
Sumbing atau retak-retak pada permukaan tablet
Manifestasinya :
Akibat dari ketiga masalah sebelumnya : laminating, lengket atau
kadang-kadang karena pons yang terlalu dalam.
Penyelesaian :
·
Pons dan die supaya di poles
·
Untuk ukuran granul yang
besar, kurangi partikel granul.
·
Diganti pons dan die
·
Tambahkan pengikat kering
5. Keseragaman bobot
(FI III)
Penyebab
pertama :
- Aliran
kurang baik
-
Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja
timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena
adanya distribusi baru pada saat pencetakan.
-
Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik
terutama pons bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.
Penyelesaian
masalah :
- Perbaiki
atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul, pengikat,
granulasi, perbaikan pencampuran massa
cetak.
-
Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.
-
Kecepatan aliran dapat menyebabkan
bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab kecepatan aliran : kandungan air
tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi kurang ; porositas tinggi,
udara terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak cocok atau
kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat, aliran
tidak baik.
Penyebab kedua : distribusi
granul tidak baik.
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi
kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul
optimal sehingga aliran bagus.
6
Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)
Dilakukan bila :
·
Kadar bahan aktif dibawah 50 mg
·
Bila perbandingan kadar bahan
aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%
Penyebab jeleknya keseragaman
kandungan :
·
Karena aliran jelek
·
Pencampuran pregranulasi
tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif dalam granul (di pabrik)
·
Karena kadar fines
tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
·
Kandungan air yang tinggi
sehingga aliran kurang baik
·
Kondisi mesin tidak benar.
Penyelesaian
masalah
·
Perbaikan ukuran granul
meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.
·
Kalibrasi mesin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar