Belakangan ini bencana angin puting
beliung kerap terjadi di Indonesia. Angin puting beliung dapat merusak rumah dan bangunan lainnya yang berlangsung cukup cepat dan singkat.
Seperti apa dan mengapa bisa terjadi angin puting beliung itu? Berikut info
ringkasnya.
Angin
puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam
yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang
awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”. Di daerah Sumatera
disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada
di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan
berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau
sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang
diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan
terlempar.
Ciri-ciri datangnya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat
adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang
menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai
menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak lama kemudian angin semakin
cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan es. Terlihat di awan
hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi). Durasi fase
pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam.
Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.
Proses
terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada
siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi
matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan
tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke
permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
Dampak yang ditimbulkan
akibat angin puting beliung dapat menghancurkan area seluas 5 km dan tidak ada
lagi angin puting beliung susulan. Rumah akan hancur dan tanaman akan tumbang
diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena terlempar
atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran angin.
Untuk mengantisipasinya dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain :
- Kenali bulan-bulan pertukaran musim / pancaroba di tempat anda.
- Mengadakan penghijauan karena dengan adanya penghijauan udara tidak
terlalu panas sehingga tidak terjadi perbedaan panas yang dapat menimbulkan
adanya angin puting beliung.
Penanaman
pohon sangat dianjurkan. Karena keberadaan pohon paling tidak akan menghambat
adanya angin puting beliung.
- Apabila terjadi angin puting beliung menghindar dari pepohonan tinggi
yang sudah rapuh karena bisa tertimpa pohon, cari tempat yang aman dan kuat
atau menghindar jauh.
- Membuat rumah yang permanen dan kuat. Selain itu terkadang, bangunan yang paling
rawan adalah atap. Masyarakat diharapkan mempunyai konstruksi bangunan dan atap
yang terpasang kuat, dan tidak asal pasang.
- Membuat tempat perlindungan di bawah tanah apabila tempat tinggal sering
terjadi angin puting beliung.
- Mencari tempat yang terbuka karena
dari tempat itu seseorang mengetahui arah mana angin datang, kemudian
menghindar atau menjauh.