Suami Anda mungkin tidak pernah berkata-kata
secara terbuka dan apa adanya kepada Anda. Setiap Anda bertanya kepadanya ia
selalu menjawab dengan mendahulukan perasaannya. Akibatnya, Anda tidak bisa
puas dengan jawabannya yang memang sangat sedikit.Bila ini terjadi pada suami
Anda, maka Anda harus tahu bahwa memang tidak semua laki-laki bisa begitu saja
terbuka, namun benar-benar ada tipe suami yang memang pendiam dan pemalu.
Berikut tips yang bisa digunakan oleh istri untuk mengambil hati suaminya yang
pendiam dan pemalu yang menurut hasil penelitan telah terbukti banyak memberi
faedah bagi istri untuk bisa hidup berbahagia bersama suaminya.
1. Jadilah Istri Yang Menghormati Suami
Bila istri menghormati suaminya, maka dengan mudahnya suami pun akan
menghormatinya. Namun, bila istri tidak bisa menghormati suaminya maka
selamanya ia akan menderita disisi suaminya. Mengapa? Apakah memang sikap
saling menghormati merupakan kebutuhan asasi bagi suami yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi sehingga mereka mewajibkannya atas istri?
Banyak istri yang bila telah melahirkan anak suaminya beranggapan bahwa ia akan
terus damai disisi suaminya. Ia menyangka akan senantiasa bahagia disisi
suaminya hanya dengan telah lahirnya anak suaminya. Akibat dari sangkaan dan
duga-duga ini akhirnya banyak istri yang lupa atau tidak lagi memandang perlu
sikap hormat kepada suaminya. Ia banyak merendahkan suaminya dan
menyepelekannya.
Ketahuilah, istri yang menghormati suaminya ialah istri-istri penduduk surga.
Tidaklah Anda ingin meneladani mereka? Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
pernah bersabda:
“Maukah aku kabarkan kepada kalian para istri kalian di surga? Wanita yang
penyayang, sangat subur, dan suka kembali berbuat baik yang apabila berbuat
aniaya ia akan mengatakan, ‘ Ini tanganku ada diatas tanganmu, aku tidak bisa
sekejap pun memejamkan mata sehingga engkau ridho kepadaku”1
Bukankah meminta maaf merupakan bentuk penghormatan yang tinggi? Bukankah
mengulurkan tangan mengharapkan maaf suami merupakan sikap hormat istri
kepadanya? Maka, bila Anda ingin menghormati suami, jadilah istri yang sabar
atas kekhilafannya. Jadilah istri yang tidak pernah menentang suami saat ia
marah. Jadilah istri yang menghargai dan menghormati cemburu suami. Jadilah
istri yang bisa menjaga suami. Jadilah istri yang tidak enggan meminta maaf.
Enggan meminta maaf suami adalah bukti kesombongan istri. Tunjukkan rasa hormat
dan perhatian Anda kepada suami dihadapan orang lain, baik saat ia bersamamu
maupun saat ia tidak hadir disisimu. Dengan begitu, Anda telah menghormatinya
dan insya Allah Anda akan senantiasa bahagia disisinya. Perkataan yang mudah
terucap dan mudah menghancurkan rumah tangga ialah, “ Aku tidak akan
menghormatimu lagi”.
2. Jadilah Istri Yang Bertanggung Jawab
Banyak istri mengeluhkan perihal suaminya yang tidak bertanggung jawab.
Sementara banyak pula suami yang menganggap istrinya tidak bertanggung jawab.
Dalam masalah ini, penting sekali kita menilik kisah Asma’, putri Abu Bakar ash
Shidiq. Ia adalah istri yang ikut memikul tanggung jawab dirumah suaminya
secara sempurna. Bahkan ia tetap menjaga dan menghormati perasaan serta
kecemburuan suaminya.
Suaminya ialah Zubair, seorang sahabat yang fakir. Asma’ pun tahu bahwa
suaminya sangat membutuhkan kesiapannya untuk ikut memikul tanggung jawab
keluarga bersamanya. Ia biasa mengurusi makanan kuda Zubair, menjahit tempat
airnya, menumbuk gandum, mengusung biji-bijian dari kebun dan lain-lainnya.
Namun begitu, ia sangat menyadari bahwa keadaanya tidak boleh mengurangi rasa
hormatnya kepada suaminya. Ia tetap menjaga perasaan suaminya dan
kecemburuannya. Ia lebih memilih mengusung biji-bijian diatas pundaknya dengan
berjalan kaki daripada naik untuk padahal ada kaum laki-laki bersamanya. Hal
itu hanya demi menghargai kecemburuan suaminya. Sehingga dihadapan istri yang
sangat menghargai dan bertanggung jawab inilah sosok seorang suami pun luluh
hatinya sehingga ia berkata, “ Demi Allah, pengorbananmu untuk membawa
biji-bijian itu jauh lebih berat bagiku daripada dudukmu diatas unta Rasulullah
shalallahu aalaihi wassalam”.Memang , Asma’ lebih mendahulukan kecemburuan
suaminya sehingga tidak menerima tawaran Rasulullah Shalallahualaihi wassalam
untuk naik di unta beliau saat mengusung biji-bijian.
3. Jadilah Istri Yang Terbuka dan Menghargai Perasaan
Ketenteraman perasaan dipengaruhi oleh terungkapnya isi hati pasutri. Ungkapan
isi hati tentang rasa cinta kasih istri terhadap suami merupakan factor utama
untuk mewujudkan kebahagiaan rumah tangga. Para
suami sangat membutuhkan hal itu, sebagaimana istripun membutuhkannya. Bahkan
Rasulullah Shalallahu aalaihi wassalam membolehkan istri berdusta dalam
pengungkapan rasa cinta dan kasihnya terhadap suaminya demi terwujudnya
kehangatan hubungan berumah tangga dan demi terpeliharanya ikatan pernikahan.2
Lalu,mengapa pasutri tidak melakukannya? Mengapa para istri tidak mengutarakan
isi hatinya kepada suaminya tentang sesuatu yang bisa membahagiakan kehidupan
rumah tangganya?
4. Percayalah Kepada Suamimu
Rasa cemburu merupakan bukti yang sangat kuat akan besarnya cinta dan kasih
istri kepada suaminya. Sehingga rasa cemburu terkadang dibutuhkan untuk
mengungkapkan isi hati istri kepada suaminya bahwa ia mencintai dan
mengasihinya. Bahkan, sifat pencemburu merupakan hal yang lazim bagi wanita.
Namun cemburu ada dua, sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Shalallahu
alaihi wassalam:
“ Ada diantara
sifat cemburu ada yang dicintai dan ada pula yang dibenci oleh Allah. Adapun
cemburu yang dicintai Allah adalah cemburu dalam keragu-raguan, sedangkan
cemburu yang dibenci oleh Allah ialah cemburu tidak dalam keragu-raguan”3
Cemburu tidak boleh menghilangkan kepercayaan istri kepada suaminya dengan
memastikan bahwa suaminya telah salah dan menyeleweng, misalnya si istri
mengatakan: “ Mengapa kamu telat pulang?” atau “ Darimana saja tadi kamu
pergi?” atau “ Berapa banyak wanita yang bekerja ditempat kerjamu?” Semua
perkataan ini dan yang senada ialah cemburu yang tidak baik sebab didasari
penetapan bahwa suaminya telah salah dan menyeleweng, bukan dibangun diatas
kepercayaan atau sekadar duga-duga dan rasa ragu yang akan hilang dengan
penjelasan dari suami.
5. Jadilah Istri Yang Berakhlak Terpuji
Seorang suami yang shahih akan merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan asasinya
bila beristrikan seorang wanita yang baik akhlaknya. Wanita yang buruk ialah
wanita yang perkataannya selalu bermakna ancaman, ucapan dan suaranya kasar,
tidak mau tahu kebaikan orang lain atasnya, dan suka mencari-cari keburukan
orang lain. Selain itu, ia juga tidak mengasihi suami, sedikit rasa malunya,
suka mencela, pemarah, rumahnya kotor, suka menunjuk dengan tangan dan jarinya,
biasa berdusta, dan selalu meneteskan air mata buaya. Istri yang berakhlak
terpuji tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Bahkan, disaat ia sedang cemburu
sekalipun, ia hanya akan menyebut kebaikan suami yang tidak bisa tidak harus
membuatnya cemburu.Semoga dengan 5 hal in Anda, para istri , akan berbahagia
bersama suami Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar