Menikah merupakan sunnah para nabi dan para
rasul, disamping sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan dan karunia nikmat
dari Allah Azza wa Jalla. Melalui pernikahan, manusia yang berpasangan laki dan
perempuan akan memulai menjalani kehidupan baru, yaitu kehidupan rumah tangga,
yang menjadi dambaan setiap manusia di muka bumi ini. Demikian ini sudah
sunnatullah, yang merupakan siklus kehidupannya sebelum semuanya berakhir,
yaitu mendapatkan keturunan.
Di hadapan sepasang suami-istri tersebut mementang berbagai permasalahan yang
harus dihadapi bersama. Permasalahan di dalam keluarga sangatlah kompleks dan
saling berkaitan, antara satu dengan lainnya. Tidak hanya dari segi syari'at,
dunia kesehatan pun akan dihadapinya serta akan mempengaruhi bagaimana syariat
itu dijalaninya.
Bagi para calon pasangan yang akan memasuki bahtera rumah tangga, juga bagi
mereka yang memulai menapaki kehidupan baru, perlu sedikit mengetahui beberapa
hal berkaitan dengan celah-celah kesehatan yang akan mewarnai kehidupannya.
PASCA MENIKAH
Setelah prosesi pernikahan, pasangan baru yang biasa disebut pengantin baru, akan
selalu mendapatkan perasaan yang penuh suka cita. Mungkin, masa inilah puncak
keindahan dan dambaan setiap insan, baik laki-laki maupun wanita.
Di balik rasa kegembiraan ini, tidak sedikit keluhan yang dialami pasangan
baru. Selain harus beradaptasi dalam hal kepribadian masing-masing, masalah
kesehatan hampir selalu terjadi pada awal kehidupan barunya. Secara fisik,
keluhan sering terjadi pada pihak wanita.
Beberapa hari, bahkan sampai beberapa bulan setelah menikah, sang istri yang
sebelumnya masih perawan atau gadis, biasa akan mengeluh sakit di daerah farji,
kemudian berlanjut mengeluh nyeri saat buang air kecil. Terkadang mengalami
kesulitan buang air kecil. Lebih lanjut, bisa beresiko terkena infeksi saluran
kencing, terutama mereka yang sebelumnya pernah mengidap penyakit ini. Tak
ketinggalan nyeri pinggang dan punggung akan menyertai hai-hari baru sang
istri.
Dengan berjalannya waktu, keluhan-keluhan tersebut bisa menghilang dengan
sendirinya. Apabila sakit pada saat berkemih maupun nyeri di daerah farji
terus-menerus, sangat dibutuhkan pengertian dan keikhlasan dari sang suami,
yakni untuk sementara tidak melakukan sanggama, sampai rasa nyeri itu hilang.
Jika kondisi istri masih sakit, namun tetap dipaksakan untuk berjima’ -meskipun
semuanya ridha- justru tak akan mendapatkan kenikmatan yang sempurna, serta
bisa menyebabkan sakit sang istri akan bertambah parah. Bila keluhan nyeri
tidak berkurang atau hilang, sebaiknya segera diantisipasi. Obat-obat analgetik
bisa meredakan nyeri tersebut. Bila perlu diberi antibiotic, bila terjadi
infeksi di saluran kencing dan daerah farji.
Ada lagi
penyakit yang tiba-tiba datang pada saat pengantin baru ini, yaitu gastritis
akut. Dikenal dengan penyakit maag. Hal ini disebabkan istri sering terlambat
makan, lantaran selalu menunggu sang suami tercinta datang dari mencari nafkah
untuk bisa makan berdua. Untuk mencegah datangnya penyakit maag ini, sebaiknya
makan tepat waktu, atau saat perut sudah merasa lapar. Kalau menghendaki makan
bersama suami, makanlah dengan porsi sedikit lebih dahulu, atau makan camilan
untuk mengusir rasa lapar tersebut, kemudian bisa diulangi lagi pada saat suami
datang. Hati-hati bagi mereka yang sebelumnya sudah terkena penyakit ini,
sebaiknya lebih dijaga supaya penyakit tersebut tidak lebih parah.
Selain pihak istri, sang suami pun setelah menikah terkadang mengalami
kecemasan berlebihan. Ini biasa terjadi pada mereka yang mengalami ejakulatio
dini (keluar mani lebih awal). Hal ini tidaklah perlu dikhawatirkan, karena
kondisi tersebut masih dalam keadaan normal sebagai pengantin baru.
MENGHADAPI KEHAMILAN
Seorang wanita yang sudah bertekad untuk menikah, jauh-jauh sebelumnya harus
mempunyai wacana bahwa pasca menikah akan ada hasil cinta kasih bersama suami,
yaitu kehamilan yang merupakan takdir dan kehendak Ilahi. Dengan siap untuk
hamil, maka secara psikis, kehamilan bisa dihadapi dengan hati ikhlas dan
ketenangan.
Kehamilan pertama akan selalu dinanti dan diharapkan oleh setiap pasangan baru.
Namun demikian penantian dan harapan janganlah disikapi terlalu berlebihan.
Berserah diri kepada sang Pencipta itu lebih baik dalam mengharap kehamilan
pertama ini, karena berkaitan juga dengan masalah takdir Allah Azza wa Jalla,
dengan tetap selalu melakukan ikhtiar. Sehingga pasangan yang belum diberi
karunia anak tidak akan merasa cemas yang berlebihan (anxietas). Kecemasan ini,
secara psikis bisa menjadi pemicu terjadinya konflik hubungan suami-istri.
Setelah dinyatakan istri hamil, maka kegembiraan akan terpancar dari pasangan
baru ini, dan akan disambut juga oleh keluarga serta kerabat lainnya. Masa
hamil muda atau masa mengidam akan dilaluinya, biasa berlangsung sampai 4
bulan. Namun tak semua wanita hamil muda mengalami masa ini. Mual dan muntah
biasa mengiringi ibu hamil muda. Terkadang sampai berlebihan (hiperemesis
gravidarum), sehingga istri mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi, yang
bisa berakibat lebih buruk terhadap kesehatan dan perkembangan bayinya.
Hadapilah masa ini dengan banyak istirahat. Atasi mual muntah dengan obat-obat
anti mual atas resep dokter. Jangan minum sembarang obat anti mual. Usahakan
agar selalu minum untuk mencegah dehidrasi dan lemas di tubuh. Dianjurkan
menkonsumsi multivitamin, supaya tubuh tidak terlalu lemas. Bila istri
mengidam, sangat dibutuhkan kesabaran suami, dan bersikap bijaksana, misalnya
dengan memberikan makanan atau minuman yang disukai istri. Namun demikian, si
istri pun harus bijaksana dan mengerti, untuk tidak selalu merepotkan dan
menyibukkan suami gara-gara mengidam ini; sehingga pekerjaan utama mencari
nafkah terabaikan, terlebih lagi dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan.
Pada masa mengidam, sebaiknya mengurangi frekuwensi senggama untuk menghindari
bertambah lemahnya kondisi istri. Tetapi, jika memungkinkan bisa dilakukan
dengan hati-hati.
Saat kehamilan ini, perlu perhatikan beberapa penyakit yang kadang-kadang
singgah. Di antaranya batuk-batuk, sakit kepala, gatal-gatal di kulit, selesma,
gangguan kencing, nyeri pinggang bawah serta tulang belakang, nyeri perut
bagian bawah dan lain-lain. Penyakit ini hanya ringan, kadang hilang dengan
sendirinya seiring bertambahnya usia kehamilan. Namun, apabila penyakit
tersebut memperburuk kondisi, sebaiknya berkonsultasi ke bidan atau dokter.
Semakin tua masa kehamilan, kondisi fisik istri akan kembali pulih. Sebaiknya
periksa kehamilan secara teratur untuk mengetahui kondisi ibu dan janin dalam
keadaan baik dan sehat. Juga perlu diperhatikan, bahwa berjima’ pada saat sang
istri hamil besar dan menjelang saat melahirkan, akan kurang baik bagi kondisi
ibu. Seperti halnya hamil muda, bila terpaksa berjima’, maka harus dilakukan
dengan hati-hati, dan sang istri tetap tidak dalam keadaan keletihan.
MENYAMBUT KEHADIRAN SI BUAH HATI
Sebelum si buah hati hadir di hadapan ayah dan ibunya, sudah tentu istri harus
menjalani proses persalinan. Hadapilah persalinan ini dengan tawakal dan ridha
kepada Allah. Rasa sakit saat melahirkan dan ikhlas menerimanya, harus sudah
dicamkan jauh-jauh sebelumnya, sehingga secara mental istri sudah siap
menjalaninya.
Tidaklah sedikit kaum ibu, setelah melahirkan kadang mengalami kebingungan atau
mengalami depresi sesaat. Hal ini disebabkan proses persalinan yang menimbulkan
stres dan kelelahan berkepanjangan. Apalagi kelelahan ini berlanjut, karena
harus merawat si kecil atau karena menyusui.
Kadang-kadang, bayi yang baru lahir membuat sang ibu bertambah lelah, karena
kelakuan bayi. Misalnya sering menangis atau rewel, sehingga kesempatan untuk
beristirahat tidak ada sama sekali. Bayi rewel atau sering menangis, ada beberapa
kemungkinan penyebabnya. Di antaranya, karena kencing atau pipis, buang kotoran
dan ingin segera diganti popoknya, air susu yang belum lancar, kondisi tali
pusat bayi karena infeksi, atau ada gigitan serangga dan lain-lain.
Bantuan dan dukungan suami sangat penting untuk memulihkan kondisi fisik dan
mental istri. Misalnya, secara bergantian menjaga sang bayi. Kita contoh
teladan Nabi Muhammad n yang suka membantu istrinya.
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam suka membantu pekerjaan istrinya. Dan jika tiba waktu shalat,
beliau keluar untuk menjalankan shalat". [HR Bukhari, 6039].
Banyak dari kaum istri mendapati sebuah kebahagiaan, kesenangan dan ketenangan
dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya, manakala ia ditemani dan
dibantu oleh sang suami tercinta. Namun demikian, istri juga harus pintar
merawat dan mengasuh anak, serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya,
sehingga tidak sering meminta bantuan suami, karena tugas suami yang utama
adalah mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya.
Bisa terjadi, karena tidak ada saling pengertian dan pembagian tugas di antara
suami istri, sehingga menimbulkan perselisihan dan percekcokan yang berakibat
buruk, yaitu perceraian; karena istri tidak sabar merawat dan mengasuh bayi,
ataupun sang suami sangat egois tidak mengerti kondisi istri yang kerepotan.
Kadang juga, karena kelelahan yang berkepanjangan dan emosi belum stabil, sang
ibu akan sering marah dan jengkel melihat si kecil yang terlalu rewel. Hal ini
akan berakibat kurang baik bagi bayi, juga bagi ibunya sendiri, karena ada
gangguan hubungan secara psikologis antara ibu dan bayinya. Dan justru
menyebabkan bayi bertambah rewel atau tidak tenang. Tentunya hal ini bisa dihindari
dengan mancari penyebab kerewelan bayi tersebut, sehingga bisa segera diatasi
bersama.
Seorang ibu sebaiknya selalu penyabar dan penyayang terhadap keluarganya,
karena Allah k bersama orang-orang yang sabar. Dan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam menganjurkan kepada para wanita untuk selalu menyayangi
anak-anaknya.
Sangat dianjurkan, apabila ibu terlalu letih pasca melahirkan, untuk segera
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi tinggi. Bila perlu, minumlah
multivitamin atau suplemen makanan ataupun minuman. Usahakan untuk bisa
beristirahat, meskipun hanya sebentar. Dibolehkan juga meminta bantuan orang
lain (khadimah) ataupun keluarga untuk mengurangi kerepotan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar