Translate

Jumat, 23 Maret 2012

Mengenal Lebih Dekat Tomcat, Serangga Predator Alami Hama Tanaman


Belakangan ini, berbagai populasi serangga meningkat drastis. Karena saat ini berkaitan dengan berakhirnya musim hujan ditambah pula musim panen jadi populasinya menjadi meningkat. Mulai dari ulat bulu, hingga yang sedang ramai diperbincangkan saat ini, serangga bernama Tomcat. Tomcat merupakan salah satu jenis serangga atau kumbang dengan nama ilmiah Paederus fuscipes yang memiliki cairan berbisa. Kumbang ini termasuk dalam Ordo Orthoptera dan Famili Staphylinidae. Dalam bahasa Inggrisnya disebut rove beetle atau kumbang penjelajah atau pengelana karena selalu aktif berjalan-jalan. Masyarakat menyebutnya tomcat, mungkin dikarenakan bentuknya sepintas seperti pesawat tempur Tomcat F-14.

Secara spesifikasi, tubuh kumbang ini ramping dan pada saat berjalan bagian belakang tubuhnya melengkung ke atas. Kumbang berukuran panjang 7 sampai 10 mm dan lebar 0,5 hingga 1,0 mm. Bagian kepala hewan ini berwarna hitam, sayap berwarna biru kehitaman dan hanya menutupi bagian depan tubuh. Bagian toraks dan abdomen berwarna oranye atau merah.Warna orange atau merah ini diduga sebagai sinyal bagi musuh-musuhnya (misalnya laba-laba) bahwa kumbang ini memiliki alat beladiri yang efeknya serupa racun dan harus dihindari.

Kumbang Paederus fuscipes berkembang biak di dalam tanah di tempat-tempat yang lembab, seperti di galangan sawah, tepi sungai, daerah berawa dan hutan. Telurnya diletakkan di dalam tanah, begitu pula larva dan pupanya hidup dalam tanah. Setelah dewasa (menjadi kumbang) barulah serangga ini keluar dari dalam tanah dan hidup pada tajuk tanaman.Siklus hidup kumbang dari sejak telur diletakan hingga menjadi kumbang dewasa sekitar 18 hari, dengan perincian stadium telur 4 hari, larva 9 hari dan pupa 5 hari. Kumbang ini dapat hidup hingga 3 bulan. Seekor kumbang betina dapat meletakan telur sebanyak 100 butir telur.

Kumbang Paederus fuscipes tergolong serangga predator yang makan pada serangga lain. Kumbang ini banyak dijumpai di sawah dan merupakan musuh alami dari hama-hama padi. Tomcat sebenarnya adalah serangga yang baik, sebab menguntungkan bagi petani. Ia adalah predator alami bagi hama wereng.

Dalam siklus hidupnya, kumbang tomcat ini pada siang hari aktif berjalan cepat menyusuri rumpun padi untuk mencari mangsanya yang berupa hama-hama padi, termasuk hama wereng cokelat. Pada malam hari kumbang Paederus fuscipes aktif terbang dan tertarik pada cahaya lampu.

Kumbang tomcat juga bisa ditemukan di pertanaman kedelai, jagung, kapas, tebu dan sejenisnya.Hal ini menyebabkan pemusnahan Tomcat tidak disarankan menggunakan bahan kimia dan sebaiknya menggunakan pestisida alami.

Berikut resep membuat pestisida alami yang aman :
Ambil daun nimbau atau daun mahoni sebanyak satu kilogram. Timbunan daun itu kemudian dicampur dengan laos atau lengkuas sebanyak satu kilogram juga. Tambahkan serai satu kilogram, lalu diblender. Ekstrak campuran dilarutkan dalam 10 liter air. Rebus tapi jangan sampai mendidih. Air rebusan kemudian disaring dan didiamkan selama satu hingga dua hari. Endapan cairan itu diambil dan cairkan dengan lima liter air.Masukkan cairan itu ke dalam botol semprot. Pestisida alami siap digunakan.

Serangga ini tidak akan menyerang manusia selama dirinya tidak diganggu karena serangga tersebut akan mengeluarkan racunnya bila ia merasa terancam. Kumbang tomcat tidak menggigit atau menyengat. Jika tomcat merasa terganggu, dia "menyerang" organisme pengganggunya itu dengan cara menusukkan sejenis nozzle tajam ke kulit penyerang dan mengeluarkan eksudat, pederin yang bersifat racun. Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun daripada bisa kobra. Kehadiran eksudat itu di dalam tubuh manusialah yang kemudian menimbulkan efek "luka bakar" yang menyengat.


Racun yang dimiliki serangga Tomcat cukup merepotkan, sebab mampu menyebabkan kulit menjadi melepuh, merah, dan bengkak  jika terpapar lendirnya.

Adapun tips menghadapi serangga kecil tersebut :
  • Hindari kontak fisik dengan serangga tersebut.
  • Jangan sampai terkena lendir atau racun dalam perut Tomcat, sebab itu akan membuat kulit melepuh. Jika Tomcat melekat di kulit, siram menggunakan air hingga pergi.
  • Jangan memencet Tomcat, sebab lendirnya adalah racun.
  • Jika telah terkena racun Tomcat, jangan digosok atau dihapus dengan tangan. Aliri dengan air, agar racun tersebut hilang terbawa air. Bawa ke puskesmas atau dokter untuk pengobatan selanjutnya.
  • Potong tanaman yang berlebihan dan menjulur mendekati rumah. Tanaman merupakan tempat hidup Tomcat.
  • Tutup jendela dan pintu serta hindarkan anak bermain di tempat terbuka yang banyak terdapat kumbang ini.
Serangan tomcat akan berkurang dengan menurunnya populasi tomcat. Penurunan populasi tomcat akan terjadi secara alamiah.

Tidak ada komentar: