Translate

Jumat, 23 Maret 2012

Sekilas Tentang Flu Singapura


           
Belum lama ini telah merebak penyakit flu Singapura di wilayah Jabotabek. Apakah benar penyakit ini berbahaya??
             Flu Singapura adalah penyakit berjangkit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (bahasa Spanyol Pico:kecil), Genus Enterovirus (non Polio). Dalam dunia kedokteran, Flu Singapura dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (KTM). Sebenarnya istilah Flu Singapura untuk HFMD ini adalah kurang tepat. Istilah ini muncul oleh karena adanya wabah HFMD pada tahun 2000 di Singapura, sehingga penyakit ini lebih dikenal dengan Flu Singapura.
            Di dalam Genus Enterovirus terdiri dari virus Coxsackie A (A1-A24), virus Coxsackie B (B1-B26), Echovirus (grup 1-33) dan Enterovirus (68-71). Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.
            Pada umumnya HFMD tidak berbahaya. HFMD Coxsackie A16 adalah penyakit ringan dan akan sembuh dalam 7-10 hari. Komplikasi jarang dijumpai. Sangat jarang ditemukan anak dengan infeksi virus Coxsackie menderita meningitis viral dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, kaku kuduk, sehingga memerlukan rawat inap.

            Dari grup enterovirus didapatkan HFMD Enterovirus 71 yang dapat menyebabkan meningitis viral (radang selaput otak), ensefalitis (radang otak), atau paralisis (kelumpuhan). Ensefalitis oleh karena Enterovirus 71 ini dapat berakibat fatal.
            Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. Penularannya melalui jalur pencernaan, saluran pernapasan, yaitu dari butiran ludah, ingus, air liur, tinja, cairan dari luka, dan cairan tubuh lainnya. Penularan kontak tidak langsung dapat terjadi melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan dan mainan yang terkontaminasi sekret (cairan) tubuh. Tak ada vektor tapi ada pembawa seperti lalat dan kecoa.
            KTM umumnya menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun (kadang sampai 10 tahun). Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Kemungkinan, ini berhubungan dengan daya tahan tubuh pada anak di usia tersebut yang masih sangat rendah ditambah lagi anak-anak usia ini belum mampu menjaga dirinya agar menghindari kontak dengan penderita flu singapura. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain enterovirus lainnya. Masa inkubasinya sekitar 2-5 hari. Sementara untuk waktu terekspos sampai terkena penyakit 3-7 hari.
            Gejala yang timbul mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak ada nafsu makan, pilek, ruam di bagian mulut, tangan dan kaki, dan mungkin di bagian popok. Gejala seperti flu pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus di mulut seperti sariawan terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan. Timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh memerah/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat.
            Gejala yang cukup berat antara lain hiperpireksia, yaitu demam tinggi (suhu >39 °C), demam tidak turun-turun, takikardia (nadi menjadi cepat), takipneu (napas menjadi cepat dan sesak), malas makan, muntah, diare, berulang dengan dehidrasi, lemas dan mengantuk terus, nyeri pada leher, lengan dan kaki, atau terjadi kelumpuhan saraf kranial.
            Jika timbul gejala seperti ini harap sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif karena dapat menyebabkan kematian. Tempo pengasingan yang disarankan adalah hingga lepuh kering.
            HFMD didiagnosis berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik. Sedangkan diagnosis laboratorium untuk deteksi virus dapat dilakukan dengan mengambil sampel dari tinja, usap atau swab rektal cairan serobrospinal, usap atau swab luka di mulut, tenggorokan, vesikel kulit, dan biopsi otak.

            Tidak ada terapi yang spesifik untuk infeksi enterovirus. Pastikan istirahat yang cukup serta pemberian terapi simptomatik untuk meredakan gejala demam dan nyeri di mulut. Anak dapat diberikan antiseptik untuk daerah mulut, analgesik-antipiretik misalnya parasetamol, cairan yang cukup, dan pengobatan suportif lainnya. Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di rumah sakit.

            Adapun cara mencegahnya yaitu mencuci tangan terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet atau mengganti popok. Membersihkan seluruh bagian tangan dan kaki terutama bagian kuku yang sering menjadi sarang bagi kuman. Penting dilakukan desinfeksi peralatan makanan, mainan, dan handuk yang mungkin sudah terkontaminasi dengan cairan klorin. Hindari kontak dengan penderita HFMD dan istirahatkan anak penderita HFMD sementara dari sekolah atau tempat perawatan anak, untuk mencegah penularan virus kepada anak yang lain.

Tips Perawatan Penderita HFMD
  1. Segera ke dokter untuk memastikan apakah anak atau penderita benar terkena HFMD
  2. Isolasikan penderita
  3. Jaga kebersihan
  4. Anjurkan istirahat yang cukup
  5. Berikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi
  6. Berikan nutrisi yang sehat serta gizi yang seimbang
  7. Berikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala demam dan nyeri mulut
  8. Anjurkan penderita untuk tidak beraktivitas di luar (bersekolah atau ke kantor) selama 7-10 hari setelah ruam muncul

Tidak ada komentar: